MALAS? SAYA JUGA

KENAPA SAYA MALAS?





Malas, adalah salah satu masalah yang sering saya hadapi, entah sudah berapa tahun saya bergumul dengan kemalasan ini benar-benar sangat malas hanya ingin tidur-tiduran dikasur selama berjam-jam dan tidak melakkukan apa tidur saja seperti dalam kutipan yang saya pernah baca,

"Wuwei secara harafiah berarti tidak melakukan apa-apa maksudnya, Ajaran Daoisme yang dibawakan oleh Laozi juga mendasarkan pemerintahan berdasarkan wuwei."

Dengan bermodal kutipan itu saya membenarkan perbuatan malas saya dan tidur seharian, atau biasanya hanya pergi untuk mencari makan kemudian tidur. Namun lama kelamaan hidup saya membosankan dan terasa sangat hampa kemalasan menjadi semakin akut hingga saya pernah berfikir, malas untuk melakukan apa-apa bahkan malas untuk hidup. Sampai saat saya menemukan bahwa "wuwei" yang saya artikan tidak melakukan apa-apa makna yang lebih dalamnya adalah tidak bereaksi berlebihan, semua hal berjalan dengan sendirinya tidak perlu bereaksi berlebihan, karena tidak semua hal berada dibawah kontrol, maka biarkanlah hal-hal yang berada di luar kontrol bergerak dan mengalir dengan sendirinya sesuai dengan aturanya jangan mencoba merubahnya cukup diam saja dan amati saja.

Setelah saya merenungkan kembali jika saya berusaha merubah apa yang diluar kontrol saya maka pada akhirnya saya lah yang akan kehabisan energi dan akan mengeluh, kecewa, bahkan jatuh kedalam kemalasan karena menganggap apa yang saya kerjakan selama ini sia-sia, sebagai contoh yang pernah saya pikirkan adalah bagaimana cara menghnetikan matahari supaya tidak terbit agar saya tidak terbangun dari mimpi indah ini, atau terkadang ingin menghentikan bulan agar tidak muncul agar hari ini jangan berlalu.

Seperti yang saya katakan di pengantar sebelumnya jika belum baca silahkan 

Klik "PENGANTAR"

"Hidup Harus Berjalan"

Saya menyadari bahwa diri saya ini bagaikan setitik kecil saja kalau di bandingkan dengan jagat raya, atau di bandingkan dengan kota tempat tinggal saya, bahkan dibandingkan dengan penduduk dalam rumah saya. Saya bukan satu-satunya manusia yang ada disana, ada banyak manusia dengan kerumitan masalah dan pergumulannya masing masing.

sialnya adalah saya selalu merasakan masalah saya sayalah yang paling berat dan masalah itu disebabkan oleh banyak hal, entah itu orang lain, situasi, kesempatan dan sebagainya membuat saya kehabisan energi untuk memikirkan semua alasan itu sehingga saya tidak melakukan apapun dan akhirnya berdiam diri dan ada dalam kenyamanan.

ada sebuah kutipan yang berbunyi

"Tempat teraman mu adalah penjara mu"

Apakah keaman dan kenyamanan itu salah? saya tidak bisa memberikan penjelasan tetapi saya pernah memikirkan ilustrasi kalau rumah, kamar, dan bahkan tubuh ini adalah penjara sekaligus tempat teraman dan tempat berlndung.

Rumah adalah penjara keluarga, kamar adalah penjara tubuh, dan tubuh adalah penjara jiwa, namun saya berfikir bawha untuk itulah mengapa rumah atau kamar saya yang saya jadikan tempat berlindung ini memiliki pintu dan jendela sehingga saya bisa sebebas mungkin keluar rumah mengeluarkan atau memasukan sesuatu kedalam teritori atau zona keamanan saya itu.

Begitupula dengan Tubuh ini, itulah mengapa manusia dianugrahi 5 indra atau mungkin 6 atau 7 yang berguna untuk mengekspresikan kedalaman jiwanya, mengekspresikan pikiran-pikiranya dan juga memasukan sesuatu kedalam jiwa dan pikiranya melalui indra sama halnya dengan pintu dan jendela yang ada dirumah.

Kembali lagi kepada masalah kemalasan yang tadi, saya pernah membaca bahwa

"Kemalasan adalah konsekwensi dari hilangnya motivasi"

Sialnya motivasi terkadang hanya membakar di awal-awal saja untuk melakukan sesuatu hal namun setelah motivnya hilang maka saya tidak akan atau susah untuk teraktivasi lagi, lalu bagaimana caranya untu keluar dari kemalasan dan menciptakan sebuah sikap konsisten?

Mungkin jawabanya sedikit klimaks dan ini jawaban yang sederhana dan sayapun juga sedang mencoba melakukan ini, jawabanya adalah

"KEBIASAAN"

Membangun kebiasaan ada penelitian mengatakan kalau melakukan sesuatu selama dua puluh satu hari atau lebih maka hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan baru yang melekat dalam diri manusia, dan itu yang coba saya lakukan dengan salah satunya  membuat tulisan ini selain untuk mengeluarkan isi kepala juga untuk merubah kebiasaan.

Memang tidak mudah untuk melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya dan ingin saya lakukan, seperti bangun pagi, atau berolahraga, atau membaca buku, atau menulis, atau kegiatan positif lain yang bisa saya lakukan. Maka dari itu dibutuhkan motivasi diawalnya untuk mendorong saya melakukan hal-hal baik tersebut dan yang saya pelajari jangan terlalu mengandalkan motivasi, tetapi saya berusaha mengubah motivasi menjadi disiplin, dan disiplin menjadi kebiasaan dan kebiasaan akan menjadi diri saya.

Pada akhirnya tulisan ini mau bilang bahwa kemalasan itu wajar-wajar saja jika dimanfaatkan dengan benar seperti  malas berbuat jahat, malas untuk menunda-nunda dan malas-malas yang positif lainya pada akhirnya malas itu adalah netral tergantung bagaimana malas itu disikapi

Sudahkah bangun pagi hari ini?

Semoga bermanfaat terimakasih.


Komentar

  1. Terimakasih bagi yang membaca hingga selesai semoga bisa bermanfaat dan bisa juga membantu yang membutuhkan.

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah menuliskan tentang hal malas. Semoga tulisan ini jadi pengingat untuk menghargai waktu yang ada, tidak mengisinya dengan kemalasan. Namun, membangun kebiasaan baik setiap harinya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Judul: "Nelson Mandela: Cahaya di Tengah Kegelapan"

PENGANTAR

ARTI SEBUAH KEHILANGAN.