ARTI SEBUAH KEHILANGAN.

   


  Awal bulan ini aku memulai awal bulan dengan sebuah kehilangan yang cukup membuat tidak bisa tidur, tetapi itu  memberikan sebuah pelajaran, bahwa kita akan merasa benar-benar kehilangan bila sesuatu itu benar-benar membekas dan berarti dalam hidup kita.

    Misalnya kita tidak akan mencari sehat saat kita benar-benar sehat dan baik-baik saja, kita beru mencarinya ketika kita sudah sakit dan sangat membutuhkan biaya mahal untuk mendapatkan kesehatan kita kembali, namun sebenarnya kalau kita sadari kesehatan itu murah dan mudah dan bahkan gratis ketika kita masih memilikinya jika sehat itu sudah tidak ada pada kita maka sehat menjadi mahal dan susah.

    Terkadang tidak semua kehilangan itu buruk, tak semua hal-hal yang hilang atau pergi begitu saja dari hidup adalah buruk, kalau direnungkan mengapa hal itu menghilang? apakah karena kurang bersyukur? atau karena memang sudah habis masanya? atau karena memang hal itu tidak baik berada terlalu lama dalam kehidupan saya?

    Awal bulan ini saya kehilangan sesuatu karena kecerobohan saya mengkin  bisa dikatakan karena kurang nya perhitungandan sehingga saya melakukan keputusan yang tidak tepat dan berakhir kehilangan, dari situ saya belajar untuk bersabar dan bersyukur dengan apa yang sudah saya kumpulkan dan saya miliki, tidak terburu-buru merespon sesuatu hal dan mengambil satu langkah kebelakang untuk melihat gambaran yang lebih besar tentang masalah dan problem yang sedang dihadapi, tentunya ini hanyalah sebuah upaya yang mungkin bisa saya lakukan.

     Kehilangan sesuatu atau seseorang memberikan rasa dan perasaan tidak nyaman dalam diri mungkin ada yang merasakanya sesaat atau untuk beberapa orang ada yang merasakanya dalam waktu yang lumayan lama, tapi aku baru menyadari satu hal, perasaan kehilangan itu perasaan tidak nyaman itu terjadi karena manusia terikat oleh hal-hal itu entah itu barang ataupun orang hal ini senada dengan nast yang berbunyi

    "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada". (TB Mat 6:21)

     Bisa disimpulkan bahwa diamana hati berada disitu juga intensi dimana intensi berada disitu juga pemikiran dan perhatian, ketika objek itu hilang, entah harta, seseorang, pemikiran atau apapun bentuknya baik fisik (material) maupun no material dapat menyebabkan gangguan kepada mu membuat ketidaknyamanan tadi dan menganggu kehidupan. Kemudian akan timbul keluahan, timbul kemaharan, kekecewaan dan serentetan hal-hal negatif lainya yang akan mengikuti sehingga membuat depresi, tidak nyaman dan segala sesuatu yang tidak enak seperti yang saya alami saat ini.

    Jadi apa solusinya, dalam kitab suci sudah jelas solusinya tapi saya ingin membuat agar solusinya menjadi jauh lebih umum, yaitu dengan meletakan hati atau intensi pada perkara-perkara yang lebih tinggi kalau bisa jangan yang ada di dunia fisik (material) melainkan di dunia non material (Spiritual) gantungkan Hati dan Budi kepada Tuhan kepada sosok atau entitas yang lebih tinggi daripadamu  atau kepada Semesta yang berjalan dengan cara uniknya sendiri yang tidak bisa diduga-duga.\

    Jadi merasa sedih saat kehilangan itu wajar saja karena manusia memiliki ego (keakuan) yang ada dalam diri tetapi harus disadari bahwa segalanya pasti akan berlalu karena hidup ini dinamis segalanya selalu berubah setiap detiknya, tidak ada yang persis sama maka dengan kesadaran ini boleh lah untuk menjalani hidup yang lebih bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Judul: "Nelson Mandela: Cahaya di Tengah Kegelapan"

PENGANTAR